BREAKING
Tampilkan postingan dengan label SPP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SPP. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Mei 2014

Kegiatan Sosial




SUMBERJAYA (PNPM-MPd) : Untuk kedua kalinya masyarakat Sumberjaya yang masuk kategori Rumah Tangga Miskin (RTM) menerima bantuan  sosial berupa paket sembako yang bersumber dari dana surplus Simpan Pinjam Perempuan(SPP) melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd). Acara berlangsung di halaman kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Sumberjaya, rabu (21/5/2014).
Acara tersebut dibuka oleh Sekretaris Camat (sekcam) Sumberjaya, Abdurrahman, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM Sumberjaya, Ernawati, Sekretaris Badan Kerjasama Antar Pekon (BKAP) PNPM ,Saepudin, Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Pengawas UPK(BP-UPK), Fasilitator Kecamatan (FK), Lurah/Peratin Se Kecamatan Sumberjaya, dan 174 orang Rumah Tangga Miskin (RTM) Se Kecamatan Sumberjaya.
Ketua Unit Pengelola (UPK) PNPM-MPd Kecamatan Sumberjaya, Herman Jaya,SE dalam sambutanya menjelaskan total surplus dana kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Tahun anggaran 2013 Kecamatan Sumberjaya  yaitu sebesar Rp.128.510.283 dana surplus tersebut di dapat dari hasil perputaran dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang di dapat dari 24 Kelompok SPP ibu-ibu yang tersebar di 6 pekon yang ada di Kecamatan Sumberjaya, diantaranya Kelurahan Tugusari 8 Kelompok, Sukapura, 4 Kelompok,Pekon  Simpangsari 3 kelompok, Waypetai 3 kelompok, Sukajaya 2 kelompok, dan Sindangpagar 4 kelompok. Sehingga Dana SPP yang ada di 24 kelompok SPP tersebut sebesar Rp.738.868.802 dan sisa dana SPP belum terpakai yang ada di rekening SPP sebesar Rp.13.706.912.

Masih kata Herman, Total dana surplus SPP PNPM-MPd untuk tahun anggaran 2013 sebesar Rp.128.510.283, total tersebut setelah dikurangi  resiko pinjaman 8,49% menjadi total surplus bersih sebesar Rp.117.599.760, sehingga dari dana total surplus bersih alokasikan untuk dana kelembagaan 25% sebesar Rp.29.399.940, dana social 15% sebesar Rp.17.600.000 dan sisa nya 60% sebesar Rp.70,559,856 di kembalikan ke rekening SPP untuk penambahan modal dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Angka Surplus tersebut meniingkat dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp.89.411.942 menjadi  Rp.128.510.283. jelasnya.
Masih Herman, Bantuan Kegiatan Sosial  tersebut di kemas dalam bentuk Paket sembako sebagai bentuk zakat harta untuk  di serahkan  secara langsung kepada 176 orang penerima manfaat katagori Rumah Tangga Miskin (RTM) yang di pilih dari 6 Pekon sebanyak 29 orang/ pekon yang ada di Kecamatan Sumberjaya,  dengan nilai paket sembako sebesar Rp.100.000/paket. Adapun Kategori penerima RTM nya dengan kriteria adalah Fakir Miskin, Orang-orang Jompo, dan Yatim Piatu.
Penaggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MPd Ernawati, SE di sela-sela acara menambahkan, Pembagian Sembako tersebut bertujuan untuk membantu meringankan ekonomi masyarakat miskin sinergi dengan visi misi program pemerintah melalui program PNPM mandiri Perdesaan dalam mengentaskan kemiskinan diperdesaan, menuju kesejahteraan,“ memang bantuan sembako tersebut belum maksimal, tetapi setidaknya bisa tersentuh oleh perwakilan RTM serta  membantu meringankan kebutuhan masyarakat yang benar-benar RTM”, jelasnya.
 Sekcam Sumberjaya, Abdurrahman,S.Sos mewakili Camat Sumberjaya , Amrul Hakim,S.Sos dalam sambutanya mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kinerja pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-MPd Kecamatan Sumberjaya dan jajarannya karna sudah mampu meraih prestasi yang cukup signifikan dan berkelanjutan, yang manfaatnya langsung dapat dinikmati dan dirasakan oleh penerima manfaat khususnya masyarakat RTM Kecamatan Sumberjaya sesuai yang diharapkan. “ Mudah-mudahan untuk tahun yang akan datang UPK Sumberjaya mampu meningkatkan Surplus nya, dana SPP yang ada di kelompok juga dapat berjalan dengan dengan baik tanpa tunggakan, sehingga dana untuk kegiatan sosialnya juga dapat meningkat”,  imbuhnya.
Maih Abdurrahman, Pihaknya sangat berharap agar UPK dan jajaranya, serta para pelaku PNPM-Mpd baik yang ada di tingkat Pekon maupun Kecamatan, dan seluruh masyarakat Kecamatan Sumberjaya dapat mendukung penuh harapan Pemerintah melalui Program PNPM-MPd tersebut, demi terwujudnya pembangunan masyarakat sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip PNPM itu sendiri, dan Petunjuk Tekhnis Operasional (PTO) yang berlaku... (Herman Jaya.sbj)

Jumat, 21 Maret 2014

UPK Bagikan Hewan Ternak dan Santuni Anak Yatim




Bapak Drs Makmur Azhari/Wakil Bupati Lampung Barat Secara Simbolis Mebagikan Bingkisan dan Hewan Ternak

Balik Bukit: 20/03/2014  Sebagai wujud  kepedulian kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Balik Bukit dan Batu Brak Lampung Barat Bagikan Dana Sosial yang bersumber dari Anggaran Surplus SPP  TA. 2013.
 Bertempat di halaman kantor Camat Kecamatan Balik Bukit  Rumah Tangga Miskin (RTM) yang berasal dari 10 Pekon dan 2 Keluarahan di Kecamatan Balik Bukit Lampung Barat menerima Bantuan Kambing Ternak yang anggaran dananya berasal dari Dana sosial SPP Kecamatan Balik Bukit Lampung Barat TA. 2013 dan sejumlah bingkisan yang merupakan bantuan dari Bank Syariah Mandiri KCP Liwa.  Adapun  dasar penentuan Rumah Tangga Miskin (RTM) penerima manfaat dan mengapa penyaluran bantuan diberikan dalam bentuk hewan ternak kambing, ini merupakan hasil keputusan Musyawarah Antar Desa  (MAD) dan Musyawarah Desa (MD) pada pekon bersangkutan dan tidak ada intervensi sedikitpun dari kami aparatur Kecamatan dan Pekon. “Kami tidak pernah intervensi, ini semua kehendak masyarakat yang diputuskan di MAD dan MD”. Kata Camat Balik Bukit.
Wakil Bupati Lampung Barat dan Wakil Ketua DPRD Lampung Barat berfoto bersama seusai menyampaikan Bantuan hewan Ternak  Kambing
 Lebih jauh Camat Balik Bukit menyampaikan bahwa, kegiatan pembagian dana surplus ini merupakan kali ke-4 di adakan di Balik Bukit.  Pertama  pada tahun 2010 yaitu sunatan masal, 2011 pembagian sembako, 2012 pembagian hewan ternak kambing, dan tahun 2013 kembali pembagian hewan ternak kambing.  Total Hewan ternak kambing yang dibagikan pada tahun 2013 ini berjumlah 30 Ekor Kambing atau total dana sosial yang disalurkan adalah Rp 43.282.000,-
 Acara ini selain dihadiri oleh Bapak Drs Makmur Azhari/Wakil Bupati Lampung Barat yang di daulat membagikan secara simbolis Hewan Ternak Kambing dan Bingkisan kepada RTM, juga dihadiri oleh Bapak Heri Gunawan, ST Wakil Ketua DPRD Lampung Barat, Drs Daman Nasir/ Kaban PMPP Lampung Barat, Ali Rukman/Faskab PNPM-MPd Lampung Barat, Ujang Murni/Kepala KCP BSM Liwa, dan unsur Uspika Kecamatan Balik Bukit.   
Tamu Undangan Turut Menyaksikan Pembagian Hewan Ternak Kambing di Halaman Kantor Camat Kecamatan Balik Bukit Lampung Barat

Sementara itu, ditempat terpisah UPK Kecamatan Batu Brak Lampung Barat dengan di hadiri oleh Faskeu PNPM-MPd Lampung Barat dan Kabag Hukum Pemkab Lampung Barat juga membagikan dana sosial yang bersumber dari surplus SPP Kecamatan Batu Brak TA. 2013 kepada 32 anak Yatim yang berasal dari 11 Pekon di Kecamatan Batu Brak.  (Tim)  

Senin, 17 Februari 2014

Andung Nurma


Eli Dharmawanti/FK Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat

Mei  2013 pada suatu siang yang terik  bersama UPK saya mengunjungi sebuah Pekon yang terletak di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, Paku Negara, Pekon ini berada di dalam dan jauh dari jalan utama. Seperti biasa tujuan utama kunjungan saya adalah silaturrahmi dan sosialisasi, karena saya percaya hubungan kerja yang baik akan terbina bila kita melakukan pendekatan-pendekatat terlebih dahulu dengan semua pihak terkait.
Saya mengunjungi pekon paku Negara ini bukan tampa alasan. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari rekan-rekan UPK,di pekon ini lah merupakan basis utama penyelenggaraan program simpan pinjam khusus perempuan, yang di motori oleh seorang perempuan bernama Nurma
**
Ia biasa disapa Andung Nurma, perempuan sepuh berdarah jawa yang pasih berbahasa Lampung ini dengan ramah menyambut kedatangan kami di rumahnya yang sekaligus  menjadi tempat usaha salon dan rias pengantin serta di selingi dengan aneka jualan sembako dan jajanan anak-anak, rumah yang tidak terlalu luas ini terkesan sempit dengan banyaknya barang jualan yang di tata di bagian depan.  Sambil memulai obrolan sesekali saya melihat ke dinding ruangan yang banyak dihiasi aneka foto pengantin, saya pikir ini foto keluarga, tapi kemudian saya terkejut ketika Andung Nurma menjelaskan itu foto-fota pengantin yang berhasil ia rias.
***
Andung Nurma memulai usaha rias pengantin ini sudah sejak lama,ia biasa menawarkan jasa kepada orang yang akan menggelar hajatan dari pekon ke Pekon, kemudian lambat laun  banyak yang tertarik dan puas dengan cara kerjanya, sehingga ia mulai banyak dikenal di Kecamatan ini, bahkan semenjak adanya saluran telepon genggam, ia bisa merias di luar Kecamatan, dengan di bantu anak-anaknya “peluang dan respon masyarakat cukup tinggi,apa lagi sekarang ada hp,tinggal  telepon aja” ujarnya sambil dengan ramah menawarkan minuman yang sudah dihidangkan.
Masalah kemudian muncul, ketika ia merasa perlu meningkatkan usaha dengan melakukan tambahan koleksi busana dan jenis riasan “bagaimana caranya saya bisa mendapatkan pinjaman uang untuk tambah koleksi saya,sementara sekarang ini saingan makin banyak”tuturnya mengenang awal mula keterlibatannya dengan simpan pinjam yang di tawarkan PNPM-MPd.
“saya dulunya ragu ketika Peratin menjelaskan tentang SPP sama saya, apa iya gak ada jaminannya seperti Bank?”itu pertama yang terlintas di benak andung nurma. “tapi tetap saya ikuti petunjuk FK dan UPK, untuk mengumpulkan ibu-ibu pengajian yang memiliki usaha agar bisa mendapatkan bantuan pinjaman dana” lanjutnya

Diakui Andung Nurma, meski tanpa jaminan seperti di Bank pemerintah dan swasta akan tetapi proses yang harus dijalankan kelompok sangat sulit dan panjang,terutama mengenai penulisan profosal yang hanya mengandalkan dua sampai tiga orang saja     ya gimana  anggota yang lain mau bantu nulis proposal, lha banyak yang buta hurup kok” katanya sambil tertawa.
****
 Pada pelaksanaanya setelah anggota kelompok mendapat dana SPP banyak sekali masalah yang Andung Nurma hadapi,terutama menyangkut komitmen anggota untuk melakukan pembayaran tepat waktu. Bahkan tidak jarang Andung Nurma yang di percaya sebagai ketua kelompok harus bersitegang  dengan anggota yang lainnya ketika melakukan penagihan setoran “untungnya ada sistim tanggung renteng itu,sehingga setor ke UPK nya gak pernah telat”

Hasil Salah satu kelompok SPP di Kabupaten Lampung Barat
Andung Nurma bersyukur setelah melakukan berapa kali perombakan anggota,  kelompoknya sekarang sebih solid dan sangat berkomitmen dalam hal pengembalian pinjaman,sehingga kelompok mereka masuk dalam katagori kelompok berkembang dan dipercaya memperoleh dana pinjaman lebih  besar dari tahun sebelumnya, melalui sitem perguliran.
“saya berharap simpan pinjam ini terus berjalan dan terus ada,karena ini sangat membantu kami masyarakat dalam hal meningkatkan pendapatan keluarga “ujarnya sambil mengahiri obrolan.










Selasa, 04 Februari 2014

"Koprasi"







"Koprasi"

Saya memang sengaja memberi tanda kutip pada kalimat koprasi,karena sesungguhnya,ini memang bukan koprasi pada umumnya."Koprasi" yang berkembang di benak masyarakat pekon yang saya dampingi ini lebih tepatnya bisa di bilang rentenir atau istilah populernya bank keliling,karena sistem yang digunakan sangat jauh dari azaz koprasi sesungguhnya,terutama masalah bunga pinjaman yang sangat tinggi.memang "koprasi" satu ini tidak ada jaminan apa2,tidak ada perjanjian hitam diatas putih,dan bisa berlangsung dimana saja dan kapan saja.kebanyakan yang jadi sasaran utama "koprasi" jenis ini adalah golongan menengah kebawah,yang bukan membantu malah menjerat mereka dalam lilitan utang yang tidak berkesudahan.

Ironisnya,peluang inilah yang dijadikan solusi oleh pemuda pemuda lulusan SMA,sebagai lahan usaha mereka di daerah rantau.pemuda pemuda ini tertarik menjadikan "koprasi" sebagai bidang usaha mereka,karena melihat contoh kesuksesan pendahulu mereka,yang tentunya di ukur dari segi kemapanan materi,rumah bagus lengkap dengan fasilitasnya,kendaraan bagus dll.sehingga menjadi daya tarik tersendiri.maka tak heran jika pemuda usia sekolah ditanya akan melanjutkan ke mana setelah tamat,mereka menjawab,akan merantau dan membuka " koprasi",ini juga didukung penuh oleh para orang tua,dengan memberi modal awal kepada anak anak mereka.

***
SPP Sebagai Solusi

SPP singkatan dari Simpan Pinjam Khusus Perempuan adalah salah satu program andalan PNPM-MPd (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat  Mandiri Pedesaan) yang menyebar di seluruh Kecamatan di pelosok negri,begitu juga di Pesisir Barat, tapi sayangnya banyak masyarakat yang belum melihat dan memanfaatkan program ini.  Padahal menurut saya dengan adanya program SPP ini,bisa membantu masyarakat menengah kebawah lepas dari jeratan hutang "koprasi".

Sebagai sebuah program,SPP memang di peruntukan bagi golongan rumah tangga miskin,khusunya untuk membantu mereka meningkatkan tarap ekonomi yang lebih baik.

Dengan bunga pinjaman di bawah bunga bank (1,5%) perbulan,tanpa jaminan apapun hanya perlu membentuk kelompok,mengumpulkan identitas ,mengajukan permohonan pinjaman  dan komitmen yang tinggi untuk konsisten dan tepat waktu dalam pengembalian cicilan bulannya, merupakan solusi yang tepat agar terbebas dari jerat bank keliling ini,sehingga masyarakat bisa memanfaatkan dana yang diberikan sebagai modal atau tambahan modal dalam membuka usaha tampa terbebani dengan bunga yang tinggi.                                               
Akan tetapi sejauh ini  program SPP ini belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat,disamping karena minimnya pemahaman masyarakat tentang simpan pinjam,plus dukungan aparat pekon yang kurang dalam pelaksanaannya karena ketakutan akan tunggakan pembayaran yang berakibat pada terhentinya segala bentuk pembangunan yang di danai oleh PNPM.                                              

Perlu diketahui,meski alokasi dana SPP yang dikucurkan ke masyarakat hanya maksimal 25% dari total dana BLM,akan tetapi SPP merupakan kunci dari penyaluran dana yang diterima masyarakat terutama kaitannya dengan dana peruntukan pembangunan bidang sarana prasarana umum,pendidikan dan kesehatan,yang apabila ternyata dalam perjalannya kelompok SPP ini ada tunggakan yg tidak bisa diselesaikan maka segala bentuk pendanaan di pekon tersebut akan dihentikan,sampai tunggakan bisa di lunasi.hal inilah yang mengakibatkan rendahnya dukungan aparat pekon untuk memberdayakan dan mendukung kaum ibu-ibu mengikuti program SPP.
Padahal dalam perjalanan jangka panjangnya nanti dana SPP inilah yang akan selamanya dinikmati oleh masyarakat berupa dana bergulir yang akan menjadi dana abadi yang dimiliki,dimanfaatkan  dan dikelola masyarakat setempat.

Powered by Telkomsel BlackBerry®