BREAKING
Tampilkan postingan dengan label Pesisir Selatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesisir Selatan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Mei 2014

Serba Serbi Sertifikasi (bagian kedua)


Fasilitator Kecamatan

“thanks you sang pemberi hidup untuk awal yang mudah dan indah #sertifikasi go “ kalimat pertama yang saya posting di akun medsos dan bbm saya begitu saya mulai memasuki tahap uji kompetensi
*
Minggu kedua pelaksanaan uji kompetens, saya  terdaftar sebagai salah satu peserta, berdasarkan informasi yang saya peroleh ketika mengikuti ist prauji yang dilakukan di kabupaten,beberapa aplikasi dan fortopolio sudah saya perbaiki, saat yang dinantipun tiba. Lokasi uji kompetensi kali ini berbeda dengan minggu sebelumnya yakni di sekretariat IPPMI Lampung.
Meski ujiannya sendiri baru di mulai besok, kami para peserta sepakat untuk kumpul terlebih dahulu sebagai langkah untuk meminimalisir kesalahan yang akan terjadi terkait dengan kelengkapan data dan persiapan fisikis kami sendiri, saya dan rekan rekan peserta lainnya sudah tiba di lokasi pra assesmen uji kompetensi,meski waktu pelaksanaannya mundur cukup lama dari yang di jadwalkan kami sabar menunggu sambil saling tukar informasi dan kelengkapan data dengan rekan –rekan lainnya,termasuk yang saat itu juga kami kerjakan bersama adalah surat rekomendarsi dari koordinator propinsi Lampung,di buat secara kolektif kemudian di tandatangani dan di cap saat itu juga.

**
Sabtu 08 Maret 2012,pukul 09.00 wib smua peserta,asesor dan panitia pelaksana berkumpul di aula yang tidak terlalu luas,mendengarkan pengarahan-pengarahan dari para pengurus TUKS DPD IPPMI Lampung dalam suasana yang nyaman,ini jelas membuat efek yang sangat positip sekali terutama bagi saya,paling tidak sesuatu yang dimulai dengan nyaman bisa mengurangi ketegangan dalam hati saya, rilek yang memang sangat saya butuhkan dalam situasi seperti ini.
Babak pertama uji kompetensi pun dimulai dengan tes tertulis berupa 289 soal  atau  terdiri dari dari 8 unit kompetensi yang di ujikan,berupa soal pilihan multifulcois serta soal pilihan benar atau salah dengan waktu pengerjaan dua jam.dengan konsentrasi penuh saya dan rekan-rekan lain mulai mengerjakan soal satu demi satu, konsentrasi kami mulai terpecah ketika belum satu jam berjalan ada beberapa peserta yang sudah selesai keluar meninggalkan ruangan.
Babak  selanjutnya adalah sesi wawancara,tentu saja wawancara ini dilakukanan setelah ada koreksi hasil ujian tertulis karena hanya poin-poin yang di nyatakan salah dalam ujian tertulis saja yang akan di kembangkan dalam bentuk wawancara dengan asesor.pada tahap ini para asesi di bagi menjadi empat kelompok sesuai dengan jumlah asesor penguji yang ada dengan latar pengalaman berbeda-beda,menggunakan ruangan secara terpisah. Pada saat pemeriksaan portopilio di kelompok, secara sangat menguntungkan  berkas portopolio saya di nyatakan yang paling memenuhi syarat,sangat melegakan karena saya tidak perlu melakukan perbaikan lagi. Meskipun ada beberapa teman dalam kelompok kami yang harus melakukan perbaikan.

***
Di kelompok yang saya ikuti,kebetulan sayalah yang pertama mengikuti sesi wawancara dengan asesor,meski deg-deg an saya memantapkan hati memasuki ruangan dan berusaha bersikap tenang.setelah mendapatkan penjelasan dari asesor poin-poin apa saya yang akan jadi bahan untuk mewawancarai saya, sesuai dengan kesalahan yang yang terjadi pada sesi tes tertulis. “elly punya keahlian apa selain sebagai fasilitator”pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh asesor,saya sempat sedikit membelakan mata, bingung dengan kpertanyaan yang dimaksut,tapi untungnya asesor saya cepat menangkap kebingun saya, dan menjelaskan mengenai keahlian atau potensi lain yang ada pada diri saya saat ini. Dan seketika juga dengan pede nya saya menjawab “saya bisa nulis pak” kemudian obrolan seputar wawancara yang saya ikuti mulai berkembang dan fokus sampai selesai. Dan menurut saya ternyata semua yang jadi bahan uji kompetensi tersebut sudah kita lakukan sudah kita klerjakan,sudah kita alami dilapangan ,hanya kita tidak tau untuk membahasakannya dalam bahasa yang lebih ilmiah. Saya merasa lega,sehingga begitu keluar dari ruangan  saya langsung meposting status akun  di media social dan blackberry saya “thanks you sang pemberi hidup untuk awal yang mudah dan indah #sertifikasi go “ 

S e l e s a i.......

Selasa, 04 Februari 2014

"Koprasi"







"Koprasi"

Saya memang sengaja memberi tanda kutip pada kalimat koprasi,karena sesungguhnya,ini memang bukan koprasi pada umumnya."Koprasi" yang berkembang di benak masyarakat pekon yang saya dampingi ini lebih tepatnya bisa di bilang rentenir atau istilah populernya bank keliling,karena sistem yang digunakan sangat jauh dari azaz koprasi sesungguhnya,terutama masalah bunga pinjaman yang sangat tinggi.memang "koprasi" satu ini tidak ada jaminan apa2,tidak ada perjanjian hitam diatas putih,dan bisa berlangsung dimana saja dan kapan saja.kebanyakan yang jadi sasaran utama "koprasi" jenis ini adalah golongan menengah kebawah,yang bukan membantu malah menjerat mereka dalam lilitan utang yang tidak berkesudahan.

Ironisnya,peluang inilah yang dijadikan solusi oleh pemuda pemuda lulusan SMA,sebagai lahan usaha mereka di daerah rantau.pemuda pemuda ini tertarik menjadikan "koprasi" sebagai bidang usaha mereka,karena melihat contoh kesuksesan pendahulu mereka,yang tentunya di ukur dari segi kemapanan materi,rumah bagus lengkap dengan fasilitasnya,kendaraan bagus dll.sehingga menjadi daya tarik tersendiri.maka tak heran jika pemuda usia sekolah ditanya akan melanjutkan ke mana setelah tamat,mereka menjawab,akan merantau dan membuka " koprasi",ini juga didukung penuh oleh para orang tua,dengan memberi modal awal kepada anak anak mereka.

***
SPP Sebagai Solusi

SPP singkatan dari Simpan Pinjam Khusus Perempuan adalah salah satu program andalan PNPM-MPd (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat  Mandiri Pedesaan) yang menyebar di seluruh Kecamatan di pelosok negri,begitu juga di Pesisir Barat, tapi sayangnya banyak masyarakat yang belum melihat dan memanfaatkan program ini.  Padahal menurut saya dengan adanya program SPP ini,bisa membantu masyarakat menengah kebawah lepas dari jeratan hutang "koprasi".

Sebagai sebuah program,SPP memang di peruntukan bagi golongan rumah tangga miskin,khusunya untuk membantu mereka meningkatkan tarap ekonomi yang lebih baik.

Dengan bunga pinjaman di bawah bunga bank (1,5%) perbulan,tanpa jaminan apapun hanya perlu membentuk kelompok,mengumpulkan identitas ,mengajukan permohonan pinjaman  dan komitmen yang tinggi untuk konsisten dan tepat waktu dalam pengembalian cicilan bulannya, merupakan solusi yang tepat agar terbebas dari jerat bank keliling ini,sehingga masyarakat bisa memanfaatkan dana yang diberikan sebagai modal atau tambahan modal dalam membuka usaha tampa terbebani dengan bunga yang tinggi.                                               
Akan tetapi sejauh ini  program SPP ini belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat,disamping karena minimnya pemahaman masyarakat tentang simpan pinjam,plus dukungan aparat pekon yang kurang dalam pelaksanaannya karena ketakutan akan tunggakan pembayaran yang berakibat pada terhentinya segala bentuk pembangunan yang di danai oleh PNPM.                                              

Perlu diketahui,meski alokasi dana SPP yang dikucurkan ke masyarakat hanya maksimal 25% dari total dana BLM,akan tetapi SPP merupakan kunci dari penyaluran dana yang diterima masyarakat terutama kaitannya dengan dana peruntukan pembangunan bidang sarana prasarana umum,pendidikan dan kesehatan,yang apabila ternyata dalam perjalannya kelompok SPP ini ada tunggakan yg tidak bisa diselesaikan maka segala bentuk pendanaan di pekon tersebut akan dihentikan,sampai tunggakan bisa di lunasi.hal inilah yang mengakibatkan rendahnya dukungan aparat pekon untuk memberdayakan dan mendukung kaum ibu-ibu mengikuti program SPP.
Padahal dalam perjalanan jangka panjangnya nanti dana SPP inilah yang akan selamanya dinikmati oleh masyarakat berupa dana bergulir yang akan menjadi dana abadi yang dimiliki,dimanfaatkan  dan dikelola masyarakat setempat.

Powered by Telkomsel BlackBerry®