BREAKING
Tampilkan postingan dengan label Pemeliharaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemeliharaan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Februari 2014

Pemeliharaan Hasil Kegiatan PNPM MPd Adalah Kebutuhan

“Kami bisa sewaktu-waktu menjual kopi ketika harga naik”

Kalimat ini disampaikan oleh Bapak Sutrisno sebagai Tim Pemelihara juga sebagai masyarakat penerima manfaat. Pada saat menerima Kunjungan Monitoring kegiatan TA 2012 di Pekon Sukajaya, Pemangku 1. Berupa Rabat Beton sepanjang 600 meter, oleh Bapak Agus Hernando (Asisten Faskab Lambar) dan Ibu Yessy Oktora (Asisten Fastekab Lambar)
Menurut Bapak Sutrisno, rabat beton ini sangat bermanfaat bagi kami khususnya pemangku I dan masyakarakat dari Mekar Baru Sukajaya dan Pekon Sidodadi kec Pagar Dewa Lampung Barat.
Dia bercerita, “Dulu jalanan ini sangat sulit dilewati. Tanjakannya tebing (curam). Lanjut Sutrisno “Kalau musim hujan jalanan ini sangat becek dan licin. Ban motor harus dipasang rante. Itu pun masih sulit untuk dilewati.” Kami dulu menjual kopi dengan menyewa ojek atau mobil hartop. Biaya sekali angkat sampai Rp 50 ribu. Motor ojek itu bisa membawa kopi sampai 2 kwintal. Ketika kami mendapat informasi harga kopi lagi naik, kami ingin segera menjualnya. Tapi kondisi jalan masih belum bisa dilewati. Tukang-tukang ojek pun tidak berani melewati jalan itu. Akhirnya menunggu agak kering. Menunggu ini bisa sampai besoknya itu pun kalo tidak hujan lagi.

 Waktu Menentukan Kesejahteraan.

Harga Kopi bisa naik atau turun sewaktu-waktu, bahkan hitungan jam. Sehingga bagi petani kopi hal yang sangat dibutuhkan untuk dapat untung lebih dari hasil panennya adalah alat komunikasi. Selain itu hal yang sangat dibutuhkan lainya adalah jalan. Bila kondisi jalan yang seperti diceritakan oleh Bapak Sutrisno di atas. Sering terjadi adalah petani tidak dapat memanfaatkan harga baik ini. Dulu, waktu jalan ini belum dirabat. Ketika kami mendapatkan informasi harga kopi lagi tinggi, kami menunggu jalan bisa dilewati.   Dengan menyewa ojek kopi kami membawa ke pengumpul, tetapi karena sudah sore, ternyata harga sudah turun lagi. Kami kecewa, dengan terpaksa kami menjual dengan harga tersebut. Karena kalo mau dibawa pulang lagi, kami harus menyewa ojek lagi. Sementara ojek yang kami sewa untuk mengangkut kopi ini pun harus kami bayar. Sewa ojek ini bisa mencapai 20 ribu perkarung 50 kiloan. Setiap motornya bisa mengangkut 4 karung. Artinya setiap ojek kami bisa membayar Rp 80 ribu.
Inilah nasib petani Pak. Kebutuhan lain pun harus segera dibayarkan, seperti hutang pada bos. Kami sudah mengeluarkan uang cukup banyak dari merawat sampai dengan menggiling kopi. Seperti pengalaman Pak Amat, untuk membantunya memetik kopi dia mengupah dua orang dari Baturaja Sumatera Selatan. Upah ini secara borongan, per karungnya Rp 50 ribu rupiah. Tahun ini kebunnya hanya menghasilkan 6 kwintal lebih dikit. Ujar Pak Amat “Kalo saya tidak mengupah orang, saya sudah gak kuat untuk mengangkat karung-karung 50 kg an berisi penuh dengan kopi. Kebun saya sebagian lereng.” Lanjut Pak Amat “kopi saya bisa membusuk karena sudah banyak yang merah-merah. Apalagi ini musim hujan”.

Jalanan ini menuju hidup kami lebih sejahtera
Kembali pada cerita Pak Sutrisno yang juga, masyarakat di pemangku sini sangat merasakan manfaat sejak dibangunnya jalannya. “Kami bisa sewaktu-waktu menjual kopi ketika harga naik”. Seperti panen tahun ini. Saya menjual kopi dengan harga Rp 18 ribu/kg. Walau tidak semua hasil panenan saya jual, hanya setengah ton saja. Karena saya berharap bisa menjual sisanya dengan harga yang lebih baik lagi. Ternyata harga tidak naik lagi, bahkan turun sampai Rp 16 ribu. Terpaksa saya jual juga. Untuk menutupi kebutuhan lebaran dan bayar hutang ke bos. Selain itu, dari hasil panen ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup kami selama satu tahun kedepan sampai kami menjual hasil panenan lagi. 

 Kami sangat berterimakasih sekali pada PNPM MPd yang telah membangun jalan ini. Banyak yang berubah dalam keseharian kami. Sekarang banyak pedagang bisa masuk sampai ke Talang kami ini jajanan anak yang masuk setiap harinya, dari pedagang pakaian, perabotan rumah tangga, sayur, sampai pedagang jajanan anak-anak. Kata Istri Pak Sutrisno “waah sekarang repot Pak, hampir tiap sore orang yang jualan jajanan masuk sini. Anak-anak pada minta beliin, dari mie ayam sampe es krim”. Lanjut Istri Pak Sutrisno “ tapi kami senang sekali, karena kami tidak lagi merasa kwatir dan takut jatuh kalau lewat jalan ini”

 Pemeliharaan Demi Keberlangsungan
Menurut Pak Sutrisno, bahwa pemeliharaan saat adalah berdasarkan musyawarah di Pemangku I. Yaitu dengan membagi tanggungjawab pada RT I dan RT II. Bagian atas sepanjang 300 meter adalah tanggung jawab RT I dan bagian bawah sepanjang 300 meter RT II.  Pemeliharaan meliputi memperbaiki jalan yang rusak, membersihkan rumput dan menimbun bahu jalan yang tergerus air. Pemeliharaan ini tidak secara rutin, hanya sewaktu-waktu bila diperlukan. Dan biaya dikumpulkan dari masyarakat dibagian tanggungjawabnya.
Pada kesempatan monitoring itu, Pak Agus Hernando bersama FK-FT dan UPK menyampaikan pada tim pemelihara tentang pentingnya pemeliharaan. Menurut Pak Agus Hernando “Bila mengingat pentingnya jalanan ini bagi kehidupan masyarakat di Pemangku I Pekon Sukajaya. Maka menjadi sebuah kebutuhan untuk memelihara.” Lanjut Pak Agus Hernando “di PNPM MPd, tidak ada dana untuk pemeliharaan. Setelah selesai kegiatan
kemudian diserahterimakan pada masyarakat, maka masyarakat yang harus merawatnya”. Hal ini disampaikan ketika di hadapan aparat pekon yang hadir pada saat monitoring tersebut. Lanjut Pak Agus “sebaiknya tentang pemeliharaan ini dibuat sebuah aturan tertulis, misalnya peraturan peratin atau bahkan Peraturan Pekon”. (R.Murdoko)