![]() | |
Tempat Turbin Listrik Milik Pak Sirman dkk |
Disaat sebagian masyarakat kota dan desa di seluruh
penjuru Lampung yang di aliri listrik
dari PLN mengeluhkan pemadaman listrik hal ini tidak berlaku bagi Bapak Sirman
dan beberapa KK di Pekon Pahayu Jaya Kecamatan Pagar Dewa Lampung Barat. Hal
ini dikarenakan sejak tahun 2009 Bapak Sirman dan beberapa KK lainnya telah
berswadaya membangun turbin yang pembangkit Listrik skala kecil untuk kebutuhan
penerangan dan alat rumah tangga mareka.
Bapak Sirman adalah salah satu dari tujuh anggota pada
kelompok sinar terang yang secara kebetulannya rumahnya saat ini menjadi kantor
Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-MPd Kecamatan Pagar Dewa menceritakan bahwa
inisiatif untuk bergabung dalam kelompok semata-mata karena kebutuhan untuk
bisa mendapat penerangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya seperti nonton TV,
memasak air, memasak nasi, kulkas, dan menaikkan air dari sumur. Turbin yang berkapasitas 10.000 Watt ini
bukanlah yang pertama di Pekon Pahayu karena sebelumnya beberapa orang telah
bergabung dengan kelompok berbeda dan
melakukan hal yang sama. Maka tak heran
jika siang dan malam persoalan penerangan di Pekon yang mempunyai waktu tempuh
45 menit dari sekincau ini bukanlah persoalan layak-layak pekon-pekon lainnya
yang mendapat penerangan dari PLN. Hal
ini pula yang menjadi salah satu pertimbangan Tim Pelaku PNPM-MPd Kecamatan
Pagar Dewa memilih Pekon Pahayu sebagai Lokasi Kantor UPK, sejak Kecamatan
Pagar Dewa berdiri sendiri/memisahkan diri dari Kecamatan Sekincau pada tahun
2012 walau dirasa lokasi ini sedikit agak jauh dari kantor Kecamatan Pagar
Dewa. Apalagi kalau musim hujan jarak tersebut sangat menjadi kendala waktu
tempuh menjadi berkali-kali lebih lama, jika bisanya ditempuh dalam waktu 30
menit saat musim hujam bisa-bisa waktu bertambah antara 45-70 menit karena
medan jalan yang belum bersahabat, walaupun motor yang dipergunakan bannya
telah dipasang rantai.
Menurut pak Sirman untuk mendirikan turbin berkapasitas
10.000 Watt ini di butuhkan dana sekitar 25 Juta (dana ini sudah termasuk
kebutuhan membuat bendungan kecil sebagai bak penampung sebelum masuk ke
turbin, ini relatif murah dibandingkan dengan menggunakan diesel yang berbahan
bakar solar, terlebih lagi karena dana tersebut di gotong oleh 7 orang. Memang ada dana lanjutan yang harus dikeluarkan yaitu Rp
25.000/bulan/KK untuk biaya perawatan
turbin dan bantuan bagi yang jaga tetapi rasa ini bukan masalah dibandingkan
dengan manfaat yang dirasakan. Ketika
ditanya berapa watt daya yang dipergunakan oleh tiap-tiap rumah, Bapak Sirman
tidak bisa memastikan. Beliau hanya mengatakan bahwa tiap rumah pada 7 anggota
kelompok kami punya TV dan reciever parabola, Lampu 5 titik, dan mesin
air.
Pemandangan di Pekon Pahayu pada malam dan siang hari adalah
gambaran betapa keswadayaan dan kemandirian energi berbuah manis, Bapak Sirman
dan Bapak-Bapak Lainnya di Pekon Pahayu Jaya dan juga mungkin Pekon lainnya di
Pelosok Lampung Barat yang kini memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik tak
pernah mengeluhkan mahalnya TDL dan betapa menyebalkan saat terjadi pemadaman
Listrik Oleh PLN. Selamat menikmati
Listrik yang tak pernah membuat kesal Pak Sirman, Semoga alam tetap terjaga dan
kebijakan negara tetap berpihak sehingga turbin yang dipergunakan tetap
berputar.. @r
Tidak ada komentar:
Posting Komentar