Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika harus sampai ke
sebuah kabupaten bernama Lampung Barat, Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan inilah yang mengantarkan saya
ke sini. Sebuah Kabupaten yang namanya pun baru saya dengar pada saat saya
mengikuti pelatihan Pra Tugas Fasilitator November 2011. Perjalanan
pertama kali menuju ke Lampung Barat, selama perjalanan yang ada dipikiran
adalah ‘mau dibuang kemana saya ini, apa yang akan saya lakukan disana, apa mau
seperti TKW ke negeri orang tanpa mengenal daerah dan bahasanya, apa yang akan
didapat disana sehingga harus jauh jauh meninggalkan keluarga” maklum saya orang
sunda dan harus merantau ke daerah Lampung, segala macam pikiran jelek keluar
semua karena hampir sebagian besar perjalanan yang dilewati adalah kebun,
hutan, dan perkampungan yang jarang rumah, 6 jam perjalanan waktu yang cukup
melelahkan.
Sampai dilokasi kecamatan jam 2 pagi, rencana yang dituju adalah kantor
kecamatan, namun setelah menunggu sampai jam 4 pagi akhirnya saya memutuskan
untuk menemui Pak Camat terlebih dahulu.
Mengetuk rumah orang yang sama sekali belum saya kenal jam 4 pagi, membuat
saya pingin meninggalkan semuanya dan kembali pulang ke Bandar
lampung,tapi dengan berat akhirnya ku ketuk juga karena saya tak mau
semuanya sia-sia tanpa mencoba terlebih dahulu.
Seorang ibu yang ternyata itu adalah Ibu Camat mempersilahkan masuk, sambil
berlalu kedalam beliau memanggil Pak Camat, dan panggilan inilah yang membuat
saya kaget. Panggilan itu cukup singkat, namun setidaknya untuk sementara
mengobati semua kegalauan saya, hanya tiga kata :“Bapak aya tamu”, tapi saya
senang mendengarnya karena itu adalah bahasa ibu saya, bahasa kecil saya,
yang semenjak tahun 2006 saya merantau ke Bandar lampung, bahasa itu
tidak pernah saya dengar di Bandar Lampung.
Saya Yani Taryani, pertama kali tugas sebagai Fasilitator Kecamatan
saya ditugaskan di Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat yaitu Mei
2012..
Kebun Tebu secara Tofografi mirip dengan kampong halaman saya di Sumedang
Jawa Barat, merupakan daerah berbukit, memiliki udara yang sejuk dengan suhu
rata-rata 23o C, daerahnya dikelilingi dengan persawahan, pertanian
dan perkebunan. Sedangkan untuk social budayanya terdiri dari suku yang sangat
beragam namun mayoritas merupakan Suku Sunda, bahasa yang digunakan mayoritas
adalah bahasa sunda, keramah tamahannya sangat terasa, meski saya pendatang tapi
sebagian besar memperlakukan seperti saudara itulah yang membuat saya seperti
tinggal dikampung halaman saya sendiri,
Untuk kegiatan PNPM MPd di Kecamatan Kebun Tebu memberikan banyak kesan
tersendiri, PNPM MPd merupakan suatu program yang melibatkan banyak pihak, ini
adalah tantangan pertama bagi saya karena pada dasarnya saya bukanlah orang
yang senang bertemu banyak orang dan bukanlah orang yang senang berbicara
banyak didepan umum apalagi mereka merupakan aparatur-aparatur pemerintah,
tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat itu sendiri.
Sedangkan di PNPM MPd kita dituntut untuk mampu melakukan itu, dengan
bantuan semua pihak saya dapat belajar itu semua, PNPM MPd mampu memberikan
pengaruh baik terhadap diri saya, dari keterlibatan RTM saya bisa belajar lebih
bersyukur, dari alur yang ada saya bias belajar tentang percaya diri, dari
keterlibatan banyak pihak saya bisa belajar berbagaimacam karakter orang,
dengan ditempatkan diberbagai lokasi kita pun bisa belajar social budaya daerah
setempat, karena dengan mengenal social budaya setempat akan mempermudah kita
untuk melaukan fasilitasi dan ada kedekatan emosional yang terjaga.
Meskipun bukan tempat kelahiran saya, meskipun disini saya hanya
merantau tapi saya cinta Kebun Tebu, Cinta Lampung Barat. Kebun Tebu
mampu mengobati rindu saya disaat saya kangen Kampung halaman, semua pikiran
jelek yang muncul pertama kali terobati sudah, dan tak hanya saya, anak-anak
pun betah di Kebun Tebu, pada saat liburan saya ajak mereka liburan di Kebun
Tebu dan mereka pun punya seorang ‘ema’ yang sudah seperti neneknya sendiri.(Yani)