BREAKING

Senin, 17 Februari 2014

Andung Nurma


Eli Dharmawanti/FK Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat

Mei  2013 pada suatu siang yang terik  bersama UPK saya mengunjungi sebuah Pekon yang terletak di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, Paku Negara, Pekon ini berada di dalam dan jauh dari jalan utama. Seperti biasa tujuan utama kunjungan saya adalah silaturrahmi dan sosialisasi, karena saya percaya hubungan kerja yang baik akan terbina bila kita melakukan pendekatan-pendekatat terlebih dahulu dengan semua pihak terkait.
Saya mengunjungi pekon paku Negara ini bukan tampa alasan. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari rekan-rekan UPK,di pekon ini lah merupakan basis utama penyelenggaraan program simpan pinjam khusus perempuan, yang di motori oleh seorang perempuan bernama Nurma
**
Ia biasa disapa Andung Nurma, perempuan sepuh berdarah jawa yang pasih berbahasa Lampung ini dengan ramah menyambut kedatangan kami di rumahnya yang sekaligus  menjadi tempat usaha salon dan rias pengantin serta di selingi dengan aneka jualan sembako dan jajanan anak-anak, rumah yang tidak terlalu luas ini terkesan sempit dengan banyaknya barang jualan yang di tata di bagian depan.  Sambil memulai obrolan sesekali saya melihat ke dinding ruangan yang banyak dihiasi aneka foto pengantin, saya pikir ini foto keluarga, tapi kemudian saya terkejut ketika Andung Nurma menjelaskan itu foto-fota pengantin yang berhasil ia rias.
***
Andung Nurma memulai usaha rias pengantin ini sudah sejak lama,ia biasa menawarkan jasa kepada orang yang akan menggelar hajatan dari pekon ke Pekon, kemudian lambat laun  banyak yang tertarik dan puas dengan cara kerjanya, sehingga ia mulai banyak dikenal di Kecamatan ini, bahkan semenjak adanya saluran telepon genggam, ia bisa merias di luar Kecamatan, dengan di bantu anak-anaknya “peluang dan respon masyarakat cukup tinggi,apa lagi sekarang ada hp,tinggal  telepon aja” ujarnya sambil dengan ramah menawarkan minuman yang sudah dihidangkan.
Masalah kemudian muncul, ketika ia merasa perlu meningkatkan usaha dengan melakukan tambahan koleksi busana dan jenis riasan “bagaimana caranya saya bisa mendapatkan pinjaman uang untuk tambah koleksi saya,sementara sekarang ini saingan makin banyak”tuturnya mengenang awal mula keterlibatannya dengan simpan pinjam yang di tawarkan PNPM-MPd.
“saya dulunya ragu ketika Peratin menjelaskan tentang SPP sama saya, apa iya gak ada jaminannya seperti Bank?”itu pertama yang terlintas di benak andung nurma. “tapi tetap saya ikuti petunjuk FK dan UPK, untuk mengumpulkan ibu-ibu pengajian yang memiliki usaha agar bisa mendapatkan bantuan pinjaman dana” lanjutnya

Diakui Andung Nurma, meski tanpa jaminan seperti di Bank pemerintah dan swasta akan tetapi proses yang harus dijalankan kelompok sangat sulit dan panjang,terutama mengenai penulisan profosal yang hanya mengandalkan dua sampai tiga orang saja     ya gimana  anggota yang lain mau bantu nulis proposal, lha banyak yang buta hurup kok” katanya sambil tertawa.
****
 Pada pelaksanaanya setelah anggota kelompok mendapat dana SPP banyak sekali masalah yang Andung Nurma hadapi,terutama menyangkut komitmen anggota untuk melakukan pembayaran tepat waktu. Bahkan tidak jarang Andung Nurma yang di percaya sebagai ketua kelompok harus bersitegang  dengan anggota yang lainnya ketika melakukan penagihan setoran “untungnya ada sistim tanggung renteng itu,sehingga setor ke UPK nya gak pernah telat”

Hasil Salah satu kelompok SPP di Kabupaten Lampung Barat
Andung Nurma bersyukur setelah melakukan berapa kali perombakan anggota,  kelompoknya sekarang sebih solid dan sangat berkomitmen dalam hal pengembalian pinjaman,sehingga kelompok mereka masuk dalam katagori kelompok berkembang dan dipercaya memperoleh dana pinjaman lebih  besar dari tahun sebelumnya, melalui sitem perguliran.
“saya berharap simpan pinjam ini terus berjalan dan terus ada,karena ini sangat membantu kami masyarakat dalam hal meningkatkan pendapatan keluarga “ujarnya sambil mengahiri obrolan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar