![]() |
Eli Dharmawanti/FK Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat |
Mei 2013 pada suatu siang yang terik bersama UPK saya mengunjungi sebuah Pekon yang terletak di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, Paku Negara, Pekon ini berada di dalam
dan jauh dari jalan utama. Seperti biasa tujuan utama kunjungan saya adalah
silaturrahmi dan sosialisasi, karena saya percaya hubungan kerja
yang baik akan terbina bila kita melakukan pendekatan-pendekatat terlebih
dahulu dengan semua pihak terkait.
Saya mengunjungi pekon
paku Negara ini bukan tampa alasan. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari
rekan-rekan UPK,di
pekon ini lah merupakan basis utama penyelenggaraan program simpan pinjam khusus perempuan, yang di motori oleh
seorang perempuan bernama Nurma
**
Ia biasa disapa Andung Nurma, perempuan sepuh berdarah
jawa yang pasih berbahasa Lampung ini dengan ramah menyambut kedatangan kami di rumahnya
yang sekaligus menjadi tempat usaha
salon dan rias pengantin serta di selingi dengan aneka jualan sembako dan
jajanan anak-anak, rumah yang tidak terlalu luas ini terkesan sempit dengan
banyaknya barang jualan yang di tata di bagian depan. Sambil memulai obrolan sesekali saya melihat
ke dinding ruangan
yang banyak dihiasi aneka foto pengantin, saya pikir ini foto
keluarga, tapi kemudian saya terkejut ketika Andung Nurma menjelaskan itu foto-fota
pengantin yang berhasil ia rias.
***
Andung Nurma memulai usaha rias
pengantin ini sudah sejak lama,ia biasa menawarkan jasa kepada orang yang akan
menggelar hajatan dari pekon ke Pekon, kemudian lambat laun banyak yang tertarik dan puas dengan cara
kerjanya, sehingga ia mulai banyak dikenal di Kecamatan ini, bahkan semenjak adanya
saluran telepon genggam, ia bisa merias di luar Kecamatan, dengan di bantu
anak-anaknya “peluang dan respon masyarakat cukup tinggi,apa lagi sekarang ada
hp,tinggal telepon aja” ujarnya sambil
dengan ramah menawarkan minuman yang sudah dihidangkan.
Masalah kemudian muncul,
ketika ia merasa perlu meningkatkan usaha dengan melakukan tambahan koleksi
busana dan jenis riasan “bagaimana caranya saya bisa mendapatkan pinjaman uang
untuk tambah koleksi saya,sementara sekarang ini saingan makin banyak”tuturnya
mengenang awal mula keterlibatannya dengan simpan pinjam yang di tawarkan PNPM-MPd.
“saya dulunya ragu ketika Peratin menjelaskan tentang
SPP sama saya, apa iya gak ada jaminannya
seperti Bank?”itu
pertama yang terlintas di benak andung nurma. “tapi tetap saya ikuti petunjuk FK dan UPK, untuk mengumpulkan
ibu-ibu pengajian yang memiliki usaha agar bisa mendapatkan bantuan pinjaman
dana” lanjutnya
Diakui Andung Nurma, meski tanpa jaminan seperti di Bank pemerintah dan swasta
akan tetapi proses yang harus dijalankan kelompok sangat sulit dan
panjang,terutama mengenai penulisan profosal yang hanya mengandalkan dua sampai
tiga orang saja “ ya gimana
anggota yang lain mau bantu nulis proposal, lha banyak yang buta hurup kok”
katanya sambil tertawa.
****
Pada pelaksanaanya setelah anggota kelompok
mendapat dana SPP
banyak sekali masalah yang Andung Nurma hadapi,terutama menyangkut komitmen anggota untuk
melakukan pembayaran tepat waktu. Bahkan tidak jarang Andung Nurma yang di percaya
sebagai ketua kelompok harus bersitegang dengan anggota yang lainnya ketika melakukan
penagihan setoran “untungnya ada sistim tanggung renteng itu,sehingga setor ke UPK nya gak pernah telat”
![]() | |
Hasil Salah satu kelompok SPP di Kabupaten Lampung Barat |
Andung Nurma bersyukur setelah
melakukan berapa kali perombakan anggota,
kelompoknya sekarang sebih solid dan sangat berkomitmen dalam hal
pengembalian pinjaman,sehingga kelompok mereka masuk dalam katagori kelompok
berkembang dan dipercaya memperoleh dana pinjaman lebih besar dari tahun sebelumnya, melalui sitem
perguliran.
“saya berharap simpan
pinjam ini terus berjalan dan terus ada,karena ini sangat membantu kami
masyarakat dalam hal meningkatkan pendapatan keluarga “ujarnya sambil mengahiri
obrolan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar