BREAKING

Kamis, 12 Juni 2014

Nilai-Nilai Perjuangan





Nama                    : Sriyono
TTL                      : Yogyakarta, 08,08,1961
Pendidikan           : SMP
Istri                      : Satu
Anak                    : 3 orang
Organisasi          
-    Ketua BKAP Kec Pagar Dewa
    -       Bendahara Gapoktan Tri Tunggal Pekon Pahayu
     -      Ketua Kelompok Turbin Sinar Terang
     -      Kaur Pembangunan Pekon Pahayu Jaya
     -      Ketua Lembaga Keuangan Pekon Pahayu



Pertama-tama saya berkelahi dengan dua anak kecil berambut pirang; malam itu saya merasakan begitu repot menghadapi kedua anak kecil itu, dimana keduanya menggigit tangan saya satu di kiri dan satunya lagi di kanan.  Dengan sekuat tenaga saya kepaskan dan satu persatu anak tersebut lepas dari tangan saya.  Alhamdulillah saya menang dari petarungan ini, pertarungan yang begitu melelahkan dan membutuhkan tenaga yang luar biasa.
Dengan pertarungan tersebut saya berpikir selesai dan saya sudah menang, namun malam berikutnya saya kembali harung berjuang.  Kali ini yang menyambangi saya adalah seekor ular besar, yang tidak begitu jelas jenis apa ular tersebut.  Singkat cerita  sekujur badan saya di lilitnya, dan saat itulah saya merasakan seolah sekujur badan ini remuk.   Saat itu tidak dapat saya gambarkan secara persis berapa meter panjangnya ular ini tetapi ketika dia melilit  sekujur badan saya  dari ujung kaki sampai ke ujung kepala secara rapat nyaris tidak tersisa.   Saya katakan Luarrr biasa...  yang saya pikirkan bahwa saya harus memenangkan perkelahian ini.  Dengan seluruh jiwa saya berusaha melepaskan diri dari lilitan ular besar ini.  Saya hanya dapat mengatakan bahwa saat itu kondisi saya sangat mencekam antara hidup dan mati, tetapi lagi-lagi saya bertekad bahwa saya harus memenangkan perkelahian yang kedua ini.  Tak begitu jelas berapa waktu yang saya butuhkan saat itu untuk melepaskan diri, sudah tak terukur pula  berapa daya tenaga yang saya pakai untuk berjuang hidup saat itu. Seraya menjerit saya berusaha sekuat tenaga dan tak sia-sia  ahirnya di detik-detik terakhir saya bisa menemukan cara melepaskan diri dan saya lepas dari lilitan ular besar ini, saya menang!!!  Tiba-tiba saya tersadar karena saya di bangunkan oleh istri saya malam itu.
Tetapi dari mimpi perkelahian dengan ular ini, seolah menjelma di dunia nyata; badan saya begitu lemah, lelah dan seolah tak bertenaga.  Hari-hari saya lewati dengan banyak memikirkan pertarungan dengan anak kecil dan ular besar itu, ada apa sesungguhnya pikir dalam hati saya..?? Pertanyaan utama yang muncul mengapa saya mengalami ini di saat saya sedang meratakan tanah di lokasi belakang rumah yang baru saya beli.  Untuk menjawab pertanyaan ini, ternyata saya tak cukup mampu menjawabanya sendiri; saya mencari “orang tua” bertanya ada apa sebenarnya,  ada apa dengan lokasi rumah ini???. 

Terus mencari dan menemukan “orang tua” itu yang saya lakukan sembari mengembalikan tenaga yang terkuras saat berusaha melepaskan diri malam itu.  Satu persatu jawaban orang tua tak mengena di hati saya.  Dari sekian orang tua yang saya temui, kesimpulannya bahwa saya tidak bisa melanjutkan perataan tanah di lokasi calon rumah yang hendak saya dan keluarga saya huni.  Namun kondisi ini tidak membuat saya berpasrah diri.    Seiring pulihnya tenaga, saya berjumpa dengan seorang tua yang melegakan hati saya; “orang tua” ini menjelaskan hal ihwal apa yang ada di lokasi calon rumah yang hendak saya huni ini, tapi yang lebih melegakan lagi adalah dia mengatakan bahwa pekerjaan perataan tanah itu bisa dilanjutkan dengan sedikit persyaratan yang harus saya lakukan.  Tanpa ba-bi-bu dan berpikir panjang  saya laksanakan persyaratan yang diminta,, dan benar saja ketika saya kembali melanjutkan perataan tanah di lokasi tanah belakang rumah yang saya beli  saya merasa nyaman dan tidak lagi di ganggu oleh mimpi seperti sebelumnya.  Dan sampai kini sekira 20 tahun sudah saya dan keluarga saya menghuni rumah ini tanpa ada kendala apa-apa...
Kisah di atas adalah sekelumit cerita  dari dari Bapak Sriyono/ Ketua BKAP Kecamatan Pagar Dewa, Pak Sri atau Mbah Wir begitu teman beliau dan masyarakat Kecamatan Pagar Dewa yang mengenalnya biasa menyapa.  Lebih jauh Bapak Sriyono mengatakan bahwa hikmah yang dapat di ambil dari cerita di atas adalah nilai-nilai perjuangan.  Dalam setiap pekerjaan pasti ada hambatan dan tantangannya, tetapi kita harus menghadapinya dengan penuh semangat dan keyakinan karena hanya dengan nilai perjuanganlah kita bisa tetap tegak berdiri dan mencapai sesuatu.
Lebih jauh Mbah Wir melanjutkan cerita bahwa beliau bergabung dengan program ini, ketika dulu masih PPK pada tahun 2001-2002 saat itu Fasilitatornya adalah Bapak Amir Machmud Hasan dari Kecamatan Belalau.  Periode Tahun 2009-2012 beliau aktip di pemerintahan  sebagai PJ Peratin merangkap sebagai kaur pembangunan Pekon Pahayu jaya.  Kemudian pada tahun 2012 – Sekarang menjadi Ketua BKAD Kecamatan Pagar Dewa.  Ketika di tanya mengapa beliau selalu bersedia senang bergabung dan berpartisipasi dalam kegiatan PNPM-MPd, Mbah Wir atau Pak Sri mengatakan bahwa hal tersebut di dorong oleh hobi beliau dalam berorganisasi dan pembelajaran yang selalu ada di PNPM-MPd; “Kalau di organisasi lain biasanya kita yang aktif memberikan ilmu yang kita punya, tetapi di PNPM-MPd malah saya yang selalu mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat bermanfaat buat saya”. Kata pak Sri
Ketika di tanya bagaimana baiknya PNPM-MPd kedepan Bapak Sriyono mengatakan bahwa apapun programnya  tanpa terkecuali PNPM-MPd yang harus selalu di jaga dan di kedepankan adalah Partisipasi dan Pelestarian.  Partisipasi harus benar-benar mencerminkan DOUM (dari oleh untuk Rakyat) bukan di selesaikan di atas meja oleh sekeompok orang tetapi ketika hendak dilaksanakan baru disampaikan ke masyarakat.  Selanjutnya Pelestarian; bagaimana supaya semua pihak memperhatikan pelestarian atas pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan  bukan hanya bagaiamana memelihara kegiatan fisik yang telah dilaksanakan tetapi lebih daripada itu pelestarian sumber daya alam secara lebih luas.  Dua hal ini menurut Pak Sri yang  semakin hari semakin kurang perhatian dan kualitasnya semakin menurun dan untuk memperbaiki ini semua harus bertanggung jawab  agar tujuan bersama berbangsa dan bernegara ini bisa terwujud.  Sambil mengakhiri pembicaraan..  @r 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar