BREAKING

Selasa, 25 Maret 2014

Sertifikasi oh Sertifikasi



Elly Darmawanti/FK Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat


“jadi fasilitator untuk pemberdayaan desa itu mulia & butuh sikap kesukarelaan,profesi itu jadi rusak karena proyek fasilitator jadi pekerjaan “ kicau seorang teman di media social beberapa waktu lalu. Tentu saja kicauan tersebut menuai banyak komentar,terutama dari rekan-rekan  yang lama bergelut dengan dunia pemberdayaan.ada yang setuju,ada yang memandang sinis,ada juga yang menanggapi dengan bijak.
Saya cukup kenal denga rekan yang memposting status tersebut, saya juga sedikit nyambung  dengan apa yang melatar belakangi status tersebut muncul di media social.
Barangkali mungkin berawal dari keheranan beliau,melihat saya super sibuk dan panik menyiapkan,mengisi aplikasi dan portopolio sebagai bahan kelengkapan yang harus di lampirkan untuk mengikuti uji kompetensi “untuk apa? Memang  begitu penting ya untuk di akui ada oleh pemerintah” lantas obrolan panjangpun dimulai
**
Asesor, Asesi, dan Panitia Asesmen Kompetensi Tempat Uji Kompetensi Sementara (TUKS) DPD IPPMI Lampung Angkatan II

Saya paham kenapa banyak status di media social,banyak obrolan,diskusi muncul di kalangan teman-teman pemberdayaan masyarakat terkait uji kompetensi fasilitator pemberdayaan masyarakat yang mulai dilaksanakan beberapa waktu terakhir ini .
Saya jadi saksi rekam jejak mereka di dunia pemberdayaan,barangkali karena memang apa yang mereka lakukan selama ini jauh dari rasa ingin diakui secara professional  atau tidak oleh pemerintah khususnya. Bagi rekan-rekan tersebut mereka mendampingi masyarakat sudah merupakan panggilan jiwa tampa memikirkan status social  yang akan disematkan pada mereka.

***
Sertifikasi bagi fasilitator pemberdayaan masyarakat masih tergolong hal baru,hal ini dilatar belakangi oleh keputusan mentri tenaga kerja  nomor 81 tahun 2012 juga surat menkokesra tentang sertifikasi,yang intinya bahwa terhitung mulai tahun 2014 sampai selanjutnya akan dilakukan sertifikasi secara bertahap bagi fasilitator pemberdayaan masyarakat,yang jelas tersirat juga di dalamnya bahwa pemerintah hanya akan mengontrak fasilitator yang bersertifikat.
Ini memicu antusiasme rekan rekan pemberdayaan masyarakat untuk mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga lembaga professional yang ada,terutama bagi mereka yang sampai hari ini masih melakukan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat untuk beberapa program yang diusung pemerintah daerah maupun pusat.
Akan tetapi saat ini antusiasme tersebut jelas tidak berlaku bagi mereka rekan-rekan fasilitator pemberdayaan  yang murni beranjak dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang  secara kelembagaan tidak bersinggungan langsung dengan program-program baik di usung pemerintah pusat atau daerah.  mendengar adanya wacana sertifikasi pun sudah banyak yang menganggap aneh dan sesuatu yang tidak perlu. Bagi sebagian mereka legalitas seperti itu memang tidak terlalu penting dan dipusingkan, barangkali cendrung lebih kepada panggilan jiwa dan kepuasan batin, asal tetap bisa bermanfaat dan mengabdi kepada masyarakat.

****
Meskipun sudah panjang lebar ngobrol membahas perlu tidaknya sertifikasi tersebut,saya masih cukup terganggu dengan pernyataan rekan saya mengenai penting tidak nya di akui ada oleh pemerintah.karena bagi saya sendiri meskipun sertifikasi itu hal baru dan saya tidak punya gambaran sama sekali mengenai system dan mekanisme pelaksanaannya saya tetap menganggap itu penting terutama bagi diri saya sendiri. terlepas nantinya keberadaan saya sebagai fasilitator di akui atau tidak.

Saya menganggap penting  sertifikasi,  bukan karena dorongan orang lain atau dengan maksud lain, akan tetapi lebih kepada alasan pribadi saya sendiri.  saya merasa saya perlu suatu alat atau semacamnya sebagai wahana untuk mengukur diri (kemampuan dan kekurangan saya oleh orang atau lembaga lain) apakah saya sudah cukup kompeten atau belum dalam melakukan sesuatu yang terkait dengan pemberdayaan. Dan bagi saya sertifikasi ini salah satu jawabannya…so selamat mengikuti sertifikasi …..mari menguji nyali.. ( Ditulis oleh Ely Darmawanti/FK Pesisir Selatan Pesisir Barat)

1 komentar: